�ADAPTASI POLA HIDUP PENGHUNI PADA PERUMAHAN MINIMALIS

 

 

Christoforus Oscar Lianto1, Uras Siahaan2, Yophie Septiady3

Universitas Kristen Indonesia, Indonesia 1

Universitas Kristen Indonesia, Indonesia 2

Universitas Kristen Indonesia, Indonesia 3

Email: [email protected]

 

 

Abstrak

Minimalisme sebagai tren arsitektur telah menjadi pilihan populer di Indonesia, khususnya di kawasan perkotaan. Konsep ini menawarkan efisiensi ruang dan estetika sederhana yang sesuai dengan kebutuhan modern. Namun, penerapannya sering kali bertentangan dengan gaya hidup masyarakat Indonesia yang kaya akan nilai budaya dan kebutuhan ruang multifungsi, seperti ruang komunal untuk kegiatan sosial dan keluarga. Penelitian ini mengeksplorasi adaptasi penghuni Perumahan Puri Ciracas Asri, terhadap desain minimalis. Fokusnya pada bagaimana mereka menyesuaikan pola hidup sehari-hari, termasuk penggunaan ruang, modifikasi tata letak, dan penyesuaian estetika rumah. Adaptasi ini melibatkan aspek kenyamanan fisik, seperti pencahayaan dan sirkulasi udara, serta kenyamanan psikologis, seperti rasa puas dan keterikatan terhadap hunian. Menggunakan teori adaptasi Robert K. Merton (dalam Ritzer, 2004), penelitian ini menganalisis respons penghuni, mulai dari konformitas hingga modifikasi inovatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi sering dilakukan untuk mencerminkan kebutuhan praktis dan nilai budaya lokal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa desain minimalis perlu lebih fleksibel agar dapat mendukung kebutuhan lokal. Rekomendasi meliputi desain yang adaptif dan responsif terhadap pola hidup masyarakat Indonesia, menciptakan hunian yang tidak hanya estetis, tetapi juga nyaman dan relevan secara budaya.

 

Kata kunci: hunian minimalis; adaptasi; pola hidup; desain perumahan; nilai budaya

 

Abstract

Minimalism as an architectural trend has become a popular choice in Indonesia, especially in urban areas. The concept offers space efficiency and a simple aesthetic that suits modern needs. However, its application is often contrary to the lifestyle of Indonesian people who are rich in cultural values and the need for multifunctional spaces, such as communal spaces for social and family activities. This study explores the adaptation of residents of Puri Ciracas Asri Housing to minimalist design. The focus is on how they adapt to their daily lifestyles, including the use of space, layout modifications, and home aesthetic adjustments. This adaptation involves aspects of physical comfort, such as lighting and air circulation, as well as psychological comfort, such as a sense of satisfaction and attachment to housing. Using Robert K. Merton's adaptation theory (in Ritzer, 2004), this study analyzes occupant responses, ranging from conformity to innovative modifications. The results of the study show that modifications are often made to reflect the practical needs and values of local culture. This study concludes that minimalist design needs to be more flexible in order to support local needs. Recommendations include designs that are adaptive and responsive to the lifestyle of the Indonesian people, creating a residence that is not only aesthetically pleasing, but also comfortable and culturally relevant.

 

Keywords: minimalist housing; adaptation; lifestyle; housing design; cultural values

*Correspondence Author: Christoforus Oscar Lianto

Email: [email protected]

 


 

PENDAHULUAN

 

Hunian minimalis telah menjadi salah satu solusi perumahan yang semakin populer di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia (Aalbers, 2015; Stojkoska & Trivodaliev, 2017). Konsep ini menawarkan desain yang mengutamakan efisiensi ruang, kesederhanaan, dan fungsionalitas (Karmellos et al., 2015; Song & Sakao, 2017). Dalam konteks perkotaan yang sering kali dihadapkan dengan keterbatasan lahan, hunian minimalis dianggap sebagai pilihan ideal karena kemampuannya untuk memaksimalkan penggunaan ruang yang terbatas tanpa mengurangi kenyamanan penghuninya (Gou et al., 2018; Nugraha et al., 2018). �Prinsip minimalis juga menciptakan ruang yang bersih dan terorganisir, dengan desain yang memanfaatkan elemen-elemen dasar dan mengurangi dekorasi yang tidak perlu.

Namun, penerapan desain minimalis di Indonesia sering kali menghadapi tantangan signifikan. Meskipun konsep ini menawarkan banyak kelebihan, ada ketidaksesuaian dengan beberapa aspek budaya lokal yang lebih kompleks (Alfutaqi, 2024; Nur et al., 2024). Indonesia, sebagai negara dengan keberagaman budaya yang sangat kaya, memiliki kebutuhan ruang yang lebih besar dan multifungsi, terutama dalam konteks keluarga besar yang merupakan bagian penting dari struktur sosial masyarakat. Kegiatan sosial, tradisi kekeluargaan, serta kebiasaan menerima tamu atau mengadakan pertemuan keluarga di rumah membutuhkan ruang yang lebih luas dan fleksibel dibandingkan dengan desain minimalis yang cenderung lebih terstruktur dan terbatas.

Selain itu, gaya hidup masyarakat Indonesia yang cenderung mengutamakan kenyamanan sosial dan aktivitas keluarga juga sering kali tidak sepenuhnya selaras dengan prinsip-prinsip desain minimalis yang mengutamakan efisiensi dan kesederhanaan. Hal ini memicu penghuni untuk beradaptasi dan memodifikasi desain rumah agar lebih sesuai dengan kebiasaan dan kebutuhan mereka, baik dalam hal penggunaan ruang maupun dalam menciptakan atmosfer yang nyaman dan akomodatif.

Puri Ciracas Asri, sebuah perumahan yang mengusung konsep minimalis, menjadi contoh yang menarik untuk memahami dinamika ini. Meskipun perumahan ini mengusung desain minimalis untuk menawarkan hunian yang efisien, kenyataannya penghuni sering melakukan modifikasi terhadap desain ruang untuk mengakomodasi gaya hidup mereka. Penambahan ruang tamu, perluasan area dapur, atau pembentukan ruang sosial menjadi hal yang umum dilakukan oleh penghuni untuk menciptakan lingkungan yang lebih sesuai dengan pola hidup mereka. Modifikasi ini menunjukkan bagaimana desain rumah minimalis yang awalnya lebih terstandarisasi dapat diubah untuk memenuhi kebutuhan spesifik penghuni.

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana penghuni Perumahan Puri Ciracas Asri beradaptasi dengan desain minimalis yang mereka tinggali, serta untuk mengidentifikasi dampak dari modifikasi ruang terhadap kenyamanan penghuni, baik secara fisik maupun psikologis (Day et al., 2020; De Paris & Lopes, 2018). Dengan memahami pola adaptasi ini, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai bagaimana perumahan minimalis di Indonesia dapat dirancang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan dan gaya hidup masyarakat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola adaptasi penghuni terhadap desain rumah minimalis. Mengeksplorasi faktor-faktor kunci dalam keberhasilan adaptasi konsep minimalis. Menganalisis dampak modifikasi desain terhadap kenyamanan dan kepuasan penghuni. Memberikan rekomendasi untuk desain hunian minimalis yang lebih responsif terhadap kebutuhan lokal.

 

METODE PENELITIAN

 

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk memahami fenomena adaptasi penghuni di Perumahan Puri Ciracas Asri.

 

Pengumpulan Data

a.      Wawancara Mendalam: Dilakukan dengan 15 penghuni rumah tipe minimalis untuk memahami pola adaptasi mereka.

b.      Observasi Langsung: Mengamati modifikasi desain rumah dan penggunaannya.

c.      Dokumentasi: Mengkaji desain awal rumah dan perubahan yang dilakukan penghuni.

 

Analisis Data

Data dianalisis menggunakan pendekatan tematik untuk mengidentifikasi pola-pola adaptasi dan hubungan antara desain minimalis dengan kepuasan penghuni.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Faktor-Faktor Keberhasilan Adaptasi Desain di Puri Caracas Asri

1.      Nilai Budaya sebagai Faktor Adaptasi Desain

Keberhasilan adaptasi desain rumah minimalis di Puri Ciracas Asri tidak lepas dari pengaruh nilai budaya yang kuat di masyarakat Indonesia. Kebutuhan akan ruang komunal yang luas merupakan salah satu alasan utama modifikasi desain rumah. Di Indonesia, kehidupan keluarga besar dan interaksi sosial antar anggota keluarga dan tetangga sangat dihargai (Erfina et al., 2022; Utomo et al., 2019). Oleh karena itu, penghuni seringkali memperluas ruang tamu, menciptakan ruang makan yang lebih luas, atau menambah area untuk kegiatan luar ruangan agar dapat lebih nyaman menerima tamu atau berkumpul dengan keluarga besar. Ruang terbuka seperti taman belakang atau depan rumah juga menjadi penting sebagai tempat untuk beraktivitas bersama keluarga dan komunitas.

Selain itu, nilai budaya Indonesia yang menjunjung tinggi keramahan dan kepedulian terhadap tetangga juga mempengaruhi desain rumah. Penghuni yang merasa rumah mereka tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal pribadi, tetapi juga sebagai ruang sosial untuk menerima tamu, mengadakan pertemuan, atau berkumpul dengan teman-teman, cenderung menyesuaikan ruang dengan kebutuhannya akan ruang komunal. Oleh karena itu, desain rumah di Puri Ciracas Asri perlu disesuaikan agar dapat menampung kebutuhan tersebut dengan lebih baik, baik melalui penambahan ruang komunal di dalam rumah maupun di luar rumah.

2.      Infrastruktur Lingkungan yang Mendukung Adaptasi

Perumahan Puri Ciracas Asri terletak di kawasan yang memiliki infrastruktur yang memadai, yang turut mendukung proses adaptasi penghuni terhadap desain rumah minimalis. Fasilitas lingkungan yang baik, seperti adanya ruang terbuka hijau, taman umum, dan jalur pedestrian yang mendukung mobilitas penghuni, menjadi faktor penting dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung interaksi sosial antar penghuni. Taman-taman dan area publik yang tersedia memungkinkan penghuni untuk melakukan berbagai aktivitas sosial, seperti berkumpul dengan keluarga atau teman-teman, yang pada akhirnya menciptakan keseimbangan antara kebutuhan akan ruang pribadi dan ruang komunal.

Desain yang mengintegrasikan elemen-elemen ini ke dalam perencanaan perumahan akan membantu penghuni merasa lebih nyaman dan dapat beradaptasi dengan ruang yang lebih terbatas. Penggunaan taman sebagai ruang sosial terbuka juga dapat mengurangi rasa terisolasi dan meningkatkan interaksi sosial, yang sangat penting untuk kesejahteraan psikologis penghuni.

 

Dampak Modifikasi terhadap Kenyamanan Penghuni

1.      Kenyamanan Fisik

Modifikasi ruang di Puri Ciracas Asri, seperti penambahan ruang untuk kegiatan sosial keluarga atau penataan ulang ruang menjadi multifungsi, sering kali meningkatkan kenyamanan fisik penghuni. Rumah yang lebih luas dan fleksibel dapat memberi penghuni lebih banyak ruang untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya, penambahan dapur luar atau perluasan ruang tamu akan meningkatkan kenyamanan fisik penghuni, terutama bagi keluarga besar yang memerlukan lebih banyak ruang untuk berinteraksi.

Namun, modifikasi ini juga dapat memiliki dampak terhadap efisiensi energi rumah. Penambahan ruang yang tidak disesuaikan dengan perhitungan energi atau pencahayaan yang tepat bisa meningkatkan konsumsi energi. Oleh karena itu, penting bagi penghuni untuk mempertimbangkan aspek keberlanjutan dalam melakukan modifikasi, seperti penggunaan material yang hemat energi atau penataan ventilasi yang baik untuk mengurangi penggunaan pendingin ruangan.

2.      Kenyamanan Psikologis

Di sisi psikologis, modifikasi ruang yang dilakukan penghuni seringkali meningkatkan rasa kepemilikan dan kepuasan terhadap rumah mereka (Eijkelenboom et al., 2017; Zabetian & Kheyroddin, 2019). Dengan membuat perubahan pada ruang yang ada, penghuni merasa lebih memiliki kontrol terhadap lingkungan tempat tinggal mereka, yang berimbas pada rasa nyaman dan tenang. Penyesuaian rumah sesuai dengan preferensi pribadi tidak hanya menciptakan ruang yang lebih sesuai dengan kebutuhan penghuni, tetapi juga memperkuat ikatan emosional dengan rumah tersebut.

Selain itu, modifikasi yang menciptakan ruang lebih terbuka dan interaktif, seperti ruang tamu yang bisa digunakan untuk berbagai kegiatan atau taman belakang yang dapat dimanfaatkan untuk berkumpul, dapat memperkuat interaksi sosial antar penghuni. Ini berkontribusi pada kenyamanan psikologis mereka, karena penghuni merasa lebih terhubung dengan lingkungan sosial mereka dan merasa dihargai dalam komunitas tersebut.

 

Implikasi Kebijakan dan Praktik Desain di Puri Ciracas Asri

1.      Desain Rumah dengan Fleksibilitas untuk Modifikasi

Berdasarkan hasil studi ini, perumahan seperti Puri Ciracas Asri perlu mempertimbangkan desain yang memberikan fleksibilitas untuk modifikasi ruang. Rumah-rumah yang dirancang dengan elemen-elemen modular dan dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan penghuni akan lebih diterima oleh masyarakat. Desain ini memungkinkan penghuni untuk menambah, mengurangi, atau mengubah fungsi ruang sesuai dengan perubahan kebutuhan mereka, baik itu untuk tujuan sosial, pekerjaan, atau keperluan pribadi lainnya.

2.      Mengintegrasikan Elemen Budaya Lokal dalam Desain

Selain fleksibilitas desain, integrasi elemen budaya lokal dalam perencanaan perumahan juga sangat penting. Sebagai contoh, ruang terbuka yang lebih luas, baik di dalam rumah maupun di luar rumah, dapat menjadi tempat untuk berkumpul dan beraktivitas bersama keluarga atau komunitas. Penggunaan material lokal yang ramah lingkungan dan mencerminkan identitas budaya setempat juga dapat menjadi nilai tambah dalam desain rumah. Integrasi budaya lokal ini tidak hanya mendukung kenyamanan fisik tetapi juga memperkuat koneksi emosional penghuni dengan lingkungan tempat tinggal mereka.

Dengan penyesuaian desain yang mempertimbangkan pola hidup penghuni, budaya lokal, dan keberlanjutan, perumahan seperti Puri Ciracas Asri dapat menciptakan lingkungan yang lebih fungsional, nyaman, dan mendukung kesejahteraan penghuni, baik secara fisik maupun psikologis. Penyesuaian ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup penghuni tetapi juga berkontribusi pada terciptanya lingkungan perumahan yang berkelanjutan dan harmonis.

Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa desain rumah yang fleksibel, memperhatikan budaya lokal, dan mendukung modifikasi sesuai kebutuhan penghuni akan menghasilkan lingkungan tempat tinggal yang lebih adaptif, nyaman, dan harmonis bagi penghuni Puri Ciracas Asri.

 

KESIMPULAN

 

Penelitian ini telah mengidentifikasi bahwa penghuni rumah minimalis di Puri Ciracas Asri menunjukkan berbagai bentuk adaptasi terhadap desain rumah mereka. Melalui modifikasi ruang, penghuni berhasil menyesuaikan hunian mereka dengan kebutuhan pribadi dan budaya lokal yang lebih luas, yang sering kali tidak sepenuhnya tercakup dalam desain rumah minimalis standar. Modifikasi ini, seperti penambahan ruang tamu yang lebih luas, pengubahan ruang kerja, atau perluasan dapur luar, menggambarkan keinginan untuk menciptakan rumah yang tidak hanya efisien dan fungsional, tetapi juga nyaman dan mampu mengakomodasi kehidupan sosial yang menjadi bagian integral dari budaya Indonesia. Desain rumah minimalis, meskipun menawarkan banyak manfaat dalam hal efisiensi dan estetika, terbukti kurang fleksibel dalam menanggapi variasi kebutuhan penghuni yang berbeda-beda. Hal ini menciptakan ketegangan antara prinsip desain yang mengedepankan kesederhanaan dan kebutuhan penghuni untuk memiliki ruang yang lebih personal dan dapat dimodifikasi sesuai dengan pola hidup mereka. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa kebutuhan sosial, seperti ruang komunal yang lebih luas, menjadi faktor utama dalam modifikasi ruang, yang mencerminkan tradisi masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi interaksi sosial dan kebersamaan. Oleh karena itu, keberhasilan adaptasi desain rumah minimalis ini sangat dipengaruhi oleh kemampuannya untuk merespons nilai-nilai budaya lokal, yang menekankan pentingnya ruang sosial dan interaksi antar individu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa desain rumah minimalis di Puri Ciracas Asri perlu dipertimbangkan kembali untuk lebih menyelaraskan dengan pola hidup penghuni yang dinamis. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan desain yang lebih responsif dan kontekstual terhadap kebutuhan penghuni, termasuk pengintegrasian aspek fungsional, budaya lokal, dan fleksibilitas ruang. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa desain yang terlalu kaku atau standar dapat berisiko mengabaikan potensi penuh dari hunian tersebut dalam mendukung kesejahteraan penghuni, baik secara fisik, sosial, maupun psikologis.

 

BIBLIOGRAFI

 

Aalbers, M. B. (2015). The great moderation, the great excess and the global housing crisis. International Journal of Housing Policy, 15(1), 43�60. https://doi.org/10.1080/14616718.2014.997431

Alfutaqi, M. Y. (2024). Preferensi Hunian Generasi Milenial Di Kota Banda Aceh. UIN Ar-raniry.

Day, J. K., McIlvennie, C., Brackley, C., Tarantini, M., Piselli, C., Hahn, J., O�Brien, W., Rajus, V. S., De Simone, M., & Kj�rgaard, M. B. (2020). A review of select human-building interfaces and their relationship to human behavior, energy use and occupant comfort. Building and Environment, 178, 106920. https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2020.106920

De Paris, S. R., & Lopes, C. N. L. (2018). Housing flexibility problem: Review of recent limitations and solutions. Frontiers of Architectural Research, 7(1), 80�91. https://doi.org/10.1016/j.foar.2017.11.004

Eijkelenboom, A., Verbeek, H., Felix, E., & Van Hoof, J. (2017). Architectural factors influencing the sense of home in nursing homes: An operationalization for practice. Frontiers of Architectural Research, 6(2), 111�122. https://doi.org/10.1016/j.foar.2017.02.004

Erfina, E., Widyawati, W., McKenna, L., Reisenhofer, S., & Ismail, D. (2022). Becoming an adolescent mother: The experiences of young Indonesian new mothers living with their extended families. Midwifery, 104, 103170. https://doi.org/10.1016/j.midw.2021.103170

Gou, S., Nik, V. M., Scartezzini, J.-L., Zhao, Q., & Li, Z. (2018). Passive design optimization of newly-built residential buildings in Shanghai for improving indoor thermal comfort while reducing building energy demand. Energy and Buildings, 169, 484�506. https://doi.org/10.1016/j.enbuild.2017.09.095

Karmellos, M., Kiprakis, A., & Mavrotas, G. (2015). A multi-objective approach for optimal prioritization of energy efficiency measures in buildings: Model, software and case studies. Applied Energy, 139, 131�150. https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2014.11.023

Nugraha, R. A., Indriati, I., & Cholissodin, I. (2018). Implementasi Metode Analytic Hierarchy Process-Weighted Product Untuk Rekomendasi Hunian Ideal (Studi Kasus: Kota Malang). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 2(2), 848�856.

Nur, B., TPP, D. D., Gultom, J. E. I., & Putri, N. P. (2024). Indekos berkonsep kapsul sebagai bentuk adaptasi bertempat tinggal warga Dki Jakarta menghadapi keterbatasan. Indoor Environmental Quality and Green Building, 1(1), 1�13. https://doi.org/10.61511/ineq.v1i1.2024.588

Runfola, A., Perna, A., Baraldi, E., & Gregori, G. L. (2017). The use of qualitative case studies in top business and management journals: A quantitative analysis of recent patterns. European Management Journal, 35(1), 116�127. https://doi.org/10.1016/j.emj.2016.04.001

Song, W., & Sakao, T. (2017). A customization-oriented framework for design of sustainable product/service system. Journal of Cleaner Production, 140, 1672�1685. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2016.09.111

Stojkoska, B. L. R., & Trivodaliev, K. V. (2017). A review of Internet of Things for smart home: Challenges and solutions. Journal of Cleaner Production, 140, 1454�1464. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2016.10.006

Utomo, A., Mcdonald, P., Utomo, I., Cahyadi, N., & Sparrow, R. (2019). Social engagement and the elderly in rural Indonesia. Social Science & Medicine, 229, 22�31. https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2018.05.009

Zabetian, E., & Kheyroddin, R. (2019). Comparative evaluation of relationship between psychological adaptations in order to reach thermal comfort and sense of place in urban spaces. Urban Climate, 29, 100483. https://doi.org/10.1016/j.uclim.2019.100483

 

 

� 2025 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).