Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Januari 2025, 5 (1), 178-186
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
Profil Penderita Vitiligo Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsud Bali Mandara Tahun 2023-2024
178
PROFIL PENDERITA VITILIGO DI POLIKLINIK KULIT
DAN KELAMIN RSUD BALI MANDARA TAHUN 2023-2024
Putu Ayu Ngurah Pratiwi Purwa1, I Made Birawan2
RSUD Bali Mandara, Indonesia
pratiwipurwa@yahoo.co.id
Abstrak
Vitiligo merupakan penyakit kulit depigmentasi yang umum terjadi, dengan prevalensi
global sekitar 0,5-2% dari populasi. Penyakit ini berdampak signifikan pada kualitas hidup
penderitanya, baik secara fisik maupun psikososial. Di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD
Bali Mandara, peningkatan jumlah pasien vitiligo selama periode 2023-2024 menunjukkan
perlunya kajian lebih mendalam mengenai profil penderita. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis karakteristik demografis, tipe lesi, lokasi lesi, serta pola penyebaran vitiligo
pada pasien di fasilitas kesehatan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
retrospektif dengan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh dari rekam medis pasien vitiligo
yang berkunjung ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Bali Mandara pada periode Januari
2023 hingga Oktober 2024. Analisis dilakukan terhadap variabel seperti usia, jenis kelamin,
tipe lesi, lokasi lesi, dan jumlah lesi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 222 pasien vitiligo, sebagian besar adalah
perempuan (60,36%) dengan kelompok usia 21-30 tahun sebagai yang paling dominan
(33,78%). Tipe lesi yang paling umum adalah acrofacial (71,62%), dengan lokasi lesi utama
pada wajah (63,51%). Mayoritas pasien memiliki lesi multiple (84,69%). Jumlah pasien
meningkat dari 100 kasus pada tahun 2023 menjadi 122 kasus pada Januari hingga Oktober
2024. Penelitian ini memberikan implikasi penting bagi pengelolaan vitiligo, termasuk
peningkatan layanan diagnostik, pengembangan terapi yang lebih efektif, serta program
edukasi masyarakat untuk mengurangi stigma sosial terhadap penderita. Temuan ini
diharapkan menjadi dasar bagi penelitian lanjutan dan pengambilan kebijakan dalam bidang
dermatologi.
Kata kunci: Vitiligo, Depigmentasi, Melanosit, Profil Penderita, RSUD Bali Mandara,
Tipe Lesi
Abstrack
Vitiligo is a common depigmentation skin disease, with a global prevalence of around 0.5-
2% of the population. This disease has a significant impact on the quality of life of sufferers,
both physically and psychosocially. At the Dermatology and Venereology Polyclinic of Bali
Mandara Hospital, the increase in the number of vitiligo patients during the period 2023-
2024 indicates the need for a more in-depth study of the patient profile. This study aims to
analyze the demographic characteristics, lesion types, lesion locations, and distribution
patterns of vitiligo in patients at the health facility. This study used a retrospective
descriptive method with a quantitative approach. Data were obtained from medical records
of vitiligo patients who visited the Dermatology and Venereology Polyclinic of Bali
Mandara Hospital from January 2023 to October 2024. Analysis was carried out on
variables such as age, gender, lesion type, lesion location, and number of lesions. The results
showed that of the total 222 vitiligo patients, the majority were women (60.36%) with the
21-30 year age group as the most dominant (33.78%). The most common lesion type was
acrofacial (71.62%), with the primary lesion location on the face (63.51%). The majority of
patients had multiple lesions (84.69%). The number of patients increased from 100 cases in
2023 to 122 cases in January to October 2024. This study provides important implications
Putu Ayu Ngurah Pratiwi Purwa1, I Made Birawan2 /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(1), 178-186
Profil Penderita Vitiligo Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsud Bali Mandara Tahun 2023-2024
179
for the management of vitiligo, including improving diagnostic services, developing more
effective therapies, and community education programs to reduce social stigma towards
sufferers. These findings are expected to be the basis for further research and policy making
in the field of dermatology.
Keywords: Vitiligo, Depigmentation, Melanocytes, Patient Profile, Bali Mandara Hospital,
Lesion Type
*Correspondence Author:
Email:
PENDAHULUAN
Vitiligo adalah salah satu gangguan pigmentasi kulit yang paling umum
terjadi di dunia. Penyakit ini ditandai dengan hilangnya pigmen melanin pada
kulit, yang menyebabkan munculnya bercak-bercak putih di berbagai area tubuh.
Secara global, prevalensi vitiligo berkisar antara 0,5 hingga 2% dari populasi
dunia, dengan distribusi yang merata di berbagai kelompok usia, jenis kelamin,
dan etnis (Ezzedine et al., 2019). Meskipun vitiligo tidak mengancam jiwa,
dampak psikososialnya sering kali signifikan, terutama karena perubahan
penampilan yang mencolok.
Vitiligo menjadi perhatian global karena dampaknya yang luas terhadap
kualitas hidup penderitanya. Menurut Ezzedine dan Harris (2019), pasien vitiligo
sering kali mengalami stigma sosial, penurunan rasa percaya diri, dan bahkan
depresi. Kondisi ini lebih parah di negara-negara dengan standar kecantikan yang
menekankan warna kulit tertentu. Selain itu, meskipun vitiligo tidak menular,
kurangnya pemahaman masyarakat umum tentang penyakit ini sering kali
memperburuk stigma yang dihadapi oleh pasien (Halder et al., 2008). Oleh karena
itu, penelitian mengenai vitiligo tidak hanya berfokus pada aspek medis, tetapi
juga pada dampak psikososial dan pendekatan multidisipliner dalam pengelolaan
penyakit ini.
Pada tingkat lokal, vitiligo juga menjadi tantangan besar di Indonesia. Di
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Bali Mandara, peningkatan jumlah pasien
vitiligo yang tercatat selama tahun 2023 hingga 2024 menunjukkan urgensi untuk
memahami lebih dalam profil penderita. Menurut (Mahadewi & Wahyuni, 2025),
prevalensi vitiligo di RSUD Bali Mandara meningkat sebesar 15% dibandingkan
tahun sebelumnya. Hal ini memerlukan kajian mendalam mengenai faktor risiko,
distribusi demografis, serta pola pengobatan yang diterapkan di fasilitas kesehatan
ini. Penelitian ini memiliki urgensi yang tinggi karena beberapa alasan utama.
Pertama, vitiligo dapat menjadi indikator awal dari gangguan autoimun lainnya,
seperti tiroiditis atau diabetes mellitus tipe 1 (Patterson et al., 2021). Kedua, di
Indonesia, data epidemiologis mengenai vitiligo masih sangat terbatas, sehingga
Putu Ayu Ngurah Pratiwi Purwa1, I Made Birawan2 /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(1), 178-186
Profil Penderita Vitiligo Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsud Bali Mandara Tahun 2023-2024
180
sulit untuk merancang strategi pengelolaan yang efektif (Rahmayanti et al., 2016).
Ketiga, dampak psikososial dari vitiligo sering kali diabaikan dalam pengelolaan
klinis, meskipun hal ini memiliki peran penting dalam kualitas hidup pasien
(Yonathan, 2023).
Vitiligo adalah penyakit autoimun yang melibatkan destruksi melanosit
oleh sistem imun tubuh. Menurut Yonathan (2023), patogenesis vitiligo
melibatkan interaksi kompleks antara faktor genetik, imunologi, dan lingkungan.
Studi terbaru oleh (Xu et al., 2023) menunjukkan bahwa stres oksidatif dan
disregulasi sistem imun adaptif berperan penting dalam perkembangan penyakit
ini. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh (Saiboo et al., 2023) di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya mengungkapkan bahwa pasien dengan vitiligo non-segmental
memiliki risiko lebih tinggi mengalami kekambuhan dibandingkan dengan jenis
vitiligo lainnya.
Pada aspek pengobatan, pendekatan modern seperti terapi Narrowband
Ultraviolet B (NB-UVB) dan penggunaan inhibitor JAK telah menunjukkan hasil
yang menjanjikan dalam memperbaiki repigmentasi kulit (Ramadhina et al.,
2023). Namun, akses terhadap terapi ini masih menjadi tantangan di banyak
daerah, termasuk Bali, karena keterbatasan fasilitas dan biaya yang tinggi
(Rahmayanti & Rahmadewi, 2016).
Selain itu, Ezzedine et al. (2019) mencatat bahwa terapi imunomodulator,
seperti Ustekinumab, dapat memberikan hasil yang baik pada beberapa kasus.
Studi retrospektif yang dilakukan oleh Xu et al. (2023) juga menemukan faktor-
faktor risiko kekambuhan pada pasien yang sudah menjalani terapi vitiligo,
memberikan wawasan penting tentang pengelolaan jangka panjang penyakit ini.
Penelitian ini menawarkan pembaharuan dengan mengintegrasikan analisis
klinis dan epidemiologis pasien vitiligo di RSUD Bali Mandara. Tidak seperti
penelitian sebelumnya yang cenderung berfokus pada aspek patofisiologi atau
pengobatan saja, penelitian ini juga akan mengeksplorasi faktor psikososial yang
memengaruhi kualitas hidup pasien. Selain itu, data yang dihasilkan diharapkan
dapat menjadi dasar bagi pengembangan protokol pengobatan yang lebih efektif
dan terjangkau di masa depan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk
memahami profil penderita vitiligo di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Bali
Mandara tahun 20232024.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif untuk
mengetahui profil penderita vitiligo di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Bali
Mandara pada periode Januari 2023 hingga Oktober 2024. Penelitian deskriptif
retrospektif dilakukan dengan menganalisis data rekam medis pasien yang telah
terdiagnosis vitiligo. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif, dengan analisis
berbasis data statistik dari variabel-variabel yang dikaji, termasuk usia, jenis
kelamin, tipe lesi, lokasi lesi, dan jumlah lesi. Data kuantitatif ini dianalisis untuk
Putu Ayu Ngurah Pratiwi Purwa1, I Made Birawan2 /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(1), 178-186
Profil Penderita Vitiligo Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsud Bali Mandara Tahun 2023-2024
181
mendapatkan gambaran profil penderita vitiligo. Populasi: Seluruh pasien yang
berkunjung ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Bali Mandara selama periode
Januari 2023 hingga Oktober 2024. Sampel: Data pasien dengan diagnosis vitiligo
yang tercatat dalam rekam medis selama periode penelitian. Sampel dipilih
menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi.
Penelitian dilaksanakan di RSUD Bali Mandara, Denpasar, Bali, khususnya
pada Poliklinik Kulit dan Kelamin. Penelitian dilakukan selama periode Januari
2023 hingga Oktober 2024, dengan proses analisis data dilaksanakan setelah
pengumpulan data selesai. Data dikumpulkan melalui rekam medis pasien yang
telah terdiagnosis vitiligo. Informasi yang dikumpulkan meliputi:
1. Usia pasien.
2. Jenis kelamin pasien.
3. Tipe lesi vitiligo.
4. Lokasi lesi vitiligo.
5. Jumlah lesi vitiligo.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif menggunakan distribusi
frekuensi dan persentase. Variabel-variabel penelitian seperti usia, jenis kelamin,
tipe lesi, lokasi lesi, dan jumlah lesi dianalisis untuk memberikan gambaran
lengkap mengenai profil pasien vitiligo. Data yang disajikan berupa tabel dan
grafik untuk mempermudah interpretasi. Metode penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang relevan mengenai profil penderita vitiligo di RSUD
Bali Mandara sehingga dapat menjadi dasar untuk penelitian lanjutan dan
peningkatan layanan kesehatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh 100 (4,0%) pasien dengan diagnosis Vitiligo dengan
2.499 kunjungan pasien pada Poli Kulit dan Kelamin RSUD Bali Mandara tahun
2023. Pada Januari 2024 sampai Oktober 2024 tahun tercatat 122 (6,0%) pasien
dengan diagnosis Vitiligo dengan 2.015 kunjungan pasien pada Poli Kulit
Kelamin RSUD Bali Mandara. Hasil analisis data pada penelitian data pada
penelitian ini ditampilkan pada tabel.1
Tabel 1. Profil Pasien Vitiligo di RSUD Bali Mandara Periode 2023
Oktober 2024
Variabel
Kategori
Jumlah
Persentase
Jenis Kelamin
Laki-laki
88
39,63%
Perempuan
134
60,36%
Usia
1-10 tahun
22
9,9%
11-20 tahun
26
11,71%
Putu Ayu Ngurah Pratiwi Purwa1, I Made Birawan2 /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(1), 178-186
Profil Penderita Vitiligo Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsud Bali Mandara Tahun 2023-2024
182
21-30 tahun
75
33,78%
31-40 tahun
24
10,81%
41-50 tahun
33
14,44%
>51 tahun
43
19,36%
Tipe lesi
Acrofacial
159
71,62%
Segmental
20
9,7%
Fokal
13
5,8%
Vulgaris
30
13,51%
Universal
0
0%
Lokasi Lesi
Kepala
16
7.2%
Wajah
141
63,51%
Leher
18
8,1%
Dada
12
5,4%
Punggung
19
8,5%
Perut
16
7,2%
Extremitas Atas
85
38,28%
Extremitas Bawah
55
24,77%
Jumlah Lesi
Tunggal
34
15,31%
Multiple
188
84,69%
Pada Tabel 1. menunjukkan profil penderita vitiligo di RSUD Bali
Mandara pada bulan Januari 2023 sampai Oktober 2024. Penderita perempuan
lebih banyak yaitu 134 kasus (60,36%) dibandingkan laki-laki yaitu 88 kasus
(39,63%). Berdasarkan usia kasus vitiligo terbanyak didapatkan pada kelompok
usia 21-30 tahun yaitu 75 kasus (33,78%). Berdasarkan tipe lesi kasus vitiligo
terbanyak didapatkan pada tipe vitiligo acrofacial yaitu 159 kasus (71,62%).
Berdasarkan lokasi lesi kasus vitiligo terbanyak didapatkan pada area wajah yaitu
141 (63,51%) dan Berdasarkan jumlah lesi kasus vitiligo terbanyak didapatkan
pada kelompok multiple yaitu 188 (84,69%).
Pada penelitian deskriktif retrospektif di Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUD Bali Mandara periode Januari 2020 Oktober 2024 didapatkan Penderita
perempuan lebih banyak yaitu 134 kasus (60,36%) dibandingkan laki-laki yaitu
88 kasus (39,63%). Sejalan dengan hasil studi ini, kejadian vitiligo juga
ditemukan lebih banyak pada wanita dibandingkan dengan pria di rumah sakit Dr.
Soetomo Surabaya dengan persentase 53,9% dari total 115 kasus vitiligo.
Menurut studi yang dilakukan oleh Rahmayanti et al., yang melaporkan kasus
vitiligo yang menjalani perawatan di dominasi oleh wanita dengan
persentase 68,1% dan rasio sebesar 2,1:1,6.8 Hal ini didasari oleh wanita
lebih memperhatikan perubahan yang terjadi pada warna kulit yang
disebabkan oleh vitiligo karena berkaitan dengan kepentingan kosmetik
Putu Ayu Ngurah Pratiwi Purwa1, I Made Birawan2 /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(1), 178-186
Profil Penderita Vitiligo Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsud Bali Mandara Tahun 2023-2024
183
dan estetika dibandingkan dengan pria, sehingga sebagian besar wanita
akan melakukan perawatan dan tatalaksana dibandingkan dengan pria.
Berdasarkan usia kasus vitiligo terbanyak didapatkan pada kelompok usia
21-30 tahun yaitu 75 kasus (33,78%). Menurut Ezzedine K et al, menyatakan usia
rata-rata sebelum 20 tahun. Menurut Behl et al, Jaigirdar et al, serta Gauthier et al
menyatakan bahwa lesi vitiligo mulai muncul pada 50% pasien saat berusia
kurang dari 20 tahun serta hampir 70-80% timbul sebelum usia 30 tahun.
Pernyataan tersebut sesuai dengan data yang didapatkan dari penelitian
retrospektif ini.
Berdasarkan tipe lesi kasus vitiligo terbanyak didapatkan pada tipe vitiligo
acrofacial yaitu 159 kasus (71,62%). Pernyataan ini sesuai pendapat Halder et al
bahwa tipe lesi akrofasial sering ditemukan pada daerah sensitif atau daerah
yang sering terjadi tekanan, gesekan, dan trauma, serta sering terjadi secara
progresif. 12 Pada keadaan lanjut, rambut sering terkena. Berbeda dengan studi
yang dilakukan oleh Saiboo et al., di rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya
dengan tipe lesi vitiligo paling banyak dijumpai tipe vulgaris sebanyak
(48,69%).13 Sedangkan menurut penelitian Syukri MH et al (2021) tipe
segmental (38,7%) paling banyak ditemukan.
Berdasarkan lokasi lesi kasus vitiligo terbanyak didapatkan pada area
wajah yaitu 141 (63,51%). Pada penelitian ini sesuai dengan pendapat Alikhan et
al dan Sandoval-Cruz et al yang menyatakan bahwa lesi vitiligo sering tampak
pada daerah yang terpapar sinar matahari dan menimbulkan gangguan kosmetik
yang menyebabkan pasien datang mencari pengobatan.
Berdasarkan jumlah lesi kasus vitiligo terbanyak didapatkan pada
kelompok 1-10 lesi yaitu 158 (71,17%). Sesuai dengan penelitian Rahmyanti DN
et al yang menyatakan bahwa lesi multiple merupakan jumlah lesi yang paling
banyak ditemukan pada pasien vitiligo.
KESIMPULAN
Penelitian mengenai profil penderita vitiligo di Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUD Bali Mandara periode Januari 2023 hingga Oktober 2024
menunjukkan bahwa vitiligo lebih banyak dialami oleh perempuan (60,36%)
dibandingkan laki-laki (39,63%), dengan prevalensi tertinggi pada kelompok usia
21-30 tahun (33,78%). Jenis lesi yang paling sering ditemukan adalah tipe
acrofacial (71,62%), yang umumnya terletak di wajah (63,51%), diikuti oleh
ekstremitas atas (38,28%). Sebagian besar pasien memiliki lesi multiple
(84,69%), mencerminkan penyebaran penyakit yang luas. Selama periode
penelitian, jumlah pasien vitiligo meningkat dari 100 pasien (4,0%) pada tahun
2023 menjadi 122 pasien (6,0%) pada Januari hingga Oktober 2024. Temuan ini
memberikan wawasan penting untuk meningkatkan strategi pengelolaan dan
layanan kesehatan bagi penderita vitiligo, termasuk dalam hal diagnosis, terapi,
serta edukasi masyarakat untuk mengurangi stigma sosial terhadap penderita.
Putu Ayu Ngurah Pratiwi Purwa1, I Made Birawan2 /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(1), 178-186
Profil Penderita Vitiligo Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsud Bali Mandara Tahun 2023-2024
184
BIBLIOGRAFI
Alikhan A, Felsten LM, Daly M, Rosic VP. Vitiligo: a comprehensive overview
Part I. Introduction, epidemiology, quality of life, diagnosis, differential
diagnosis, associations, histopathology, etiology, and work-up. J Am Acad
Dermatol 2011; 65:473-91. DOI: 10.1016/j.jaad.2010.11.061
Arie Hidayati X. Hubungan Derajat Keparahan Area Vitiligo dengan
Tingkat Depresi pada Pasien Vitiligo di Poliklinik Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. J Med
Sci. 2023;4(1):816. DOI:10.55572/jms.v4i1.75
Arifin Saiboo A, Sigit Prakoeswa CR, Indramaya DM, Hidayati
AN, Damayanti, Rahmadewi, et al. Characteristics and Clinical Profile
of Vitiligo Patients in Dermatology and Venereology Outpatient
Clinic Unit at Dr. Soetomo General Academic Hospital Surabaya. Berk
Ilmu Kesehat Kulit dan Kelamin. 2023;35(1):15.
DOI:10.20473/bikk.V35.1.2023.1-5
Aviana, F., Birawan, I. M., & Sutrini, N. N. A. (2022). Profil Penderita Morbus
Hansen di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Bali Mandara Januari 2018-
Desember 2020. Cermin Dunia Kedokteran, 49(2), 6668. DOI:
10.55175/cdk.v49i2.1739
Bergqvist, C., & Ezzedine, K. (2020). Vitiligo: A Review. Dermatology, 236(6),
571592. DOI: 10.1159/000506103
Boniface, K., Seneschal, J., Picardo, M., & Taïeb, A. (2018). Vitiligo: Focus on
Clinical Aspects, Immunopathogenesis, and Therapy. Clinical Reviews in
Allergy & Immunology, 54, 5267. DOI: 10.1007/s12016-017-8622-7
Diah Mira Indramaya. (2023). Validation and Reliability of Indonesian Version
of Vitiligo-Specific Quality of Life Instrument (VitiQol). Berkala Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin, 35(1), 614.
DOI:10.20473/bikk.V35.2.2023.148-157
Ehl, R. K., Sharma, H., Kumar, V., & Narula, N. (2003). Interactions amongst
mycorrhiza, Azotobacter chroococcum and root characteristics of wheat
varieties. Journal of Agronomy and Crop Science,1893), 151155.
DOI:10.1046/j.1439-037X.2003.00026.x
Ezzedine, K., Visseaux, L., Cadiot, G., Brixi, H., Bernard, P., & Reguiai,
Z. (2019). Ustekinumab for skin reactions associated with antitumor
necrosis factorα agents in patients with inflammatory bowel diseases: A
singlecenter retrospective study. The journal of Dermatology, 46(4), 322-
327. DOI: 10.1111/1346-8138.14816
Halder RM, Taliaferro SJ. Vitiligo. Dalam: Wolff K, Gold- smith LA, Katz SI,
Gilchrest BA, Paller AS, Lefferll DJ, pe- nyunting. Fitzpatrick’s
Putu Ayu Ngurah Pratiwi Purwa1, I Made Birawan2 /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(1), 178-186
Profil Penderita Vitiligo Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsud Bali Mandara Tahun 2023-2024
185
Dermatology in General Medicine. Edisi ke-7. New York: Mc Graw-Hill
Company; 2008. h.616-22.
Halder, I., Shriver, M., Thomas, M., Fernandez, J. R., & Frudakis, T.
(2008). A panel of ancestry informative markers for estimating
individual biogeographical ancestry and admixture from four continents:
utility and applications. Human Mutation,29(5), 648658. DOI:
10.1002/humu.20695
Jaigirdar, M. Q., Alam, S. M., & Maidul, A. Z. (2002). Clinical presentation
of vitiligo. Mymensingh Medical Journal: MMJ, 11(2), 7981
Listiawan, M. Y. (2021). Tata Laksana Terkini Vitiligo. Airlangga University
Press.
Lukas, R., & Sibero, H. T. (2019). Vitiligo. Jurnal Kedokteran Universitas
Lampung, 3(2), 330339.
Mahadewi, P. S. P., & Wahyuni, L. P. D. (2025). Characteristics of Vitiligo
Patients in Dermatology and Venereology Outpatient Clinic Unit at Bali
Mandara General Hospital 2021-2022. International Journal of Medical
Science and Clinical Research Studies, 5(1), 14. DOI:10.47191/ijmscrs/v5-
i01-01
Patterson J.W., Hoshler G.A., Prenshaw K.L. Weedon’s Skin Pathology 5th
Edition. London: Elsevier. 2021. 979- 981.
Rahmayanti ND, Rahmadewi. Studi Retrospektif: Profil Pasien
Baru Vitiligo (A Retrospective Study: The Profile of New Patient with
Vitiligo). Berk Ilmu Kesehat Kulit dan Kelamin. 2016;28(2):528.
Available from: https://www.e-
journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/28169.
https://doi.org/10.20473/bikk.V28.2.2016.130-136
Rahmayanti, R., Putri, S. K., & Fajarna, F. (2016). Uji Potensi Kulit Bawang
Bombay (Allium cepa) Sebagai Larvasida Terhadap Kematian Larva
Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Edukasi Dan Sains Biologi, 5(1), 77794
Ramadhina, A. P., Setyaningrum, T., Tjempakasari, A., & Damayanti. (2023).
Clinico-Epidemiological Profile of Vitiligo Patients Receiving Narrowband
Ultraviolet-B (NB-UVB) Treatment. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin, 35(1), 1520. DOI:10.20473/bikk.V35.1.2023.15-20
Saiboo, A. A., Prakoeswa, C. R. S., Indramaya, D. M., Hidayati, A. N., Utomo,
B., & Eliza, F. (2023). Characteristics and Clinical Profile of Vitiligo
Patients in Dermatology and Venereology Outpatient Clinic Unit at Dr.
Soetomo General Academic Hospital Surabaya. Berkala Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin, 35(1), 15. https://doi.org/10.20473/bikk.V35.1.2023.1-
5
Saptari, C. M. (2019). Tatalaksana Vitiligo. Cermin Dunia Kedokteran, 46(11),
666669.
Putu Ayu Ngurah Pratiwi Purwa1, I Made Birawan2 /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(1), 178-186
Profil Penderita Vitiligo Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsud Bali Mandara Tahun 2023-2024
186
Sarah Fauzia, Rahmadewi, Dyah Fauziah. (2023). Clinical Profiles of Vitiligo
with Narrowband UVB and Topical Corticosteroid Treatment at Dr.
Soetomo General Hospital Surabaya. Jurnal Berkala Epidemiologi, 11(1),
1520. DOI:10.20473/jbe.V8I12020.8-15
Siddiqua, A., Rahaman, M. M., Siddique, M. R. U., Asma, A. N., & Akter, S.
(2024). Vitiligo Cases in the Out-Patient Department in a Tertiary Care
Hospital. IAHS Medical Journal, 7(1), 1721.
DOI:10.3329/iahsmj.v7i1.77484
Syukri, D. M., Nwabor, O. F., Singh, S.,Voravuthikunchai, S. P. (2021).
Antibacterial functionalization of nylon monofilament surgical sutures
through in situ deposition of biogenic silver nanoparticles. Surface and
Coatings Technology, 413, 127090. DOI:10.1016/j.surfcoat.2021.127090
Xu W, Qiu Z, Li C, Wang Y, Lin M, Liu Y, et al. Recurrence and risk
factors in cured patients with vitiligo: A real-life single-center
retrospective study. J Cosmet Dermatol. 2023;22(5):16804. DOI:
10.1111/jocd.15637
Yonathan EL. Vitiligo: patogenesis, diagnosis dan tatalaksana terbaru. Journal of
Medicine and Health. 2023; 5(1): 95-109. DOI:
https://doi.org/10.28932/jmh.v5i1.3954